Membuat keduanya menangis dan bersedih dan itu dengan
cara apapun, baik perkataan maupun perbuatan.
Membentak keduanya, dan itu dengan cara mengeraskan suara
dan berkata-kata dengan kasar kepada keduanya.
Berkata-kata dengan “ah” da kesal terhadap perintah
keduanya.
Bermuka masam dan megerutkan dahi di hadapan keduanya.
Memandang kedua orang tua dengan pandangan penghinaan.
Memerintah keduanya.
Mencela makanan yang disiapkan ibu.
Tidak membantu keduanya dalam pekerjaan rumah.
Memalingkan wajah dari keduanya, ketika keduanya
berbicara.
Kurang menghargai pendapatnya.
Tidak meminta izin ketika menemui keduanya.
Memunculkan berbagai problem dihadapan keduanya.
Mencela kedua orang tua dihadapan banyak orang, dan membicarakan
aib keduanya.
Mencaci maki dan mengutuk keduanya.
Mencemarkan nama baik kedua orang tua.
Membebani keduanya dengan banyak tuntutan.
Mendahulukan kepatuhan terhadap istri daripada kepatuhan
kepada kedua orang tua.
Menjauhi keduanya pada saat membutuhkan atau pada masa
tuanya.
Berlepas diri dari keduanya malu menyebut dna dinasabkan
kepada keduanya.
Melampaui batas keduanya dengan memukul.
Menitipkan mereka dipanti jompo.
Meninggalkan keduanya, tidak berbakti dan tidak
menasehati keduannya ketika keduanya melakukan perbuatan maksiat.
Bakhil dan kikir kepada keduanya.
Mengungkit-ungkit kebaikan yang pernah diberikan kepada
kedua orang tua.
Mencuri dari kedua orang tua.
Mengeluh dan menampakkan kesakitan di hadapan keduanya.
Berharap agar keduanya segera meninggal.
Membunuh keduanya dan melepaskan diri dari keduanya.
(Ibrahim bin Abdullah al-Hazimi, Balasan sesuai dengan
perbuatan, Pustaka at-Tazkia, 2013 : 10-12)